Lewati navigasi

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) – semula bernama Akademik Ilmu Statistik (AIS) – merupakan perguruan tinggi kedinasan yang diselenggaran oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 1958. STIS kembali memanggil pemuda/pemudi Indonesia yang memiliki motivasi tinggi untuk dididik menjadi ahli statistik.

STIS menyelenggarakan program Diploma IV (D-IV) yang diterapkan dengan sistem paket yang dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester (SKS) dan ditempuh selama 4 tahun. STIS memiliki 2 jurusan, yaitu Statistika dan Komputasi Statistik, di mana jurusan Statistika terbagi menjadi 2 bidang peminatan, yaitu Statistika Ekonomi dan Statistika Sosial Kependudukan. Selama masa studi, mahasiswa tidak dikenakan biaya pendidikan dan mendapat Tunjangan Ikatan Dinas (TID) sesuai dengan peraturan yang berlaku. Lulusan STIS mendapat sebutan Sarjana Sains Terapan (S.S.T.) dan langsung diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) golongan III/a untuk selanjutnya ditempatkan di unit kerja BPS di seluruh Indonesia sampai dengan tingkat kabupaten/kota.

Read More »

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) merupakan perguruan tinggi kedinasan yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik (BPS). STIS yang berdiri sejak 1958, kembali memanggil para pemuda dan pemudi Indonesia terbaik lulusan sekolah lanjutan tingkat atas yang memiliki motivasi tinggi untuk dididik menjadi ahli statistik.

STIS menyelenggarakan program Diploma IV (D-IV) yang diterapkan dengan sistem paket yang dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester (SKS) dan ditempuh selama 4 tahun. STIS memiliki 2 jurusan, yaitu Statistika dan Komputasi Statistik, di mana jurusan Statistika terbagi menjadi 2 bidang peminatan, yaitu Statistika Ekonomi dan Statistika Sosial Kependudukan. Selama masa studi, mahasiswa tidak dikenakan biaya pendidikan dan mendapat Tunjangan Ikatan Dinas (TID) sesuai dengan peraturan yang berlaku. Lulusan STIS mendapat sebutan Sarjana Sains Terapan (S.S.T.) .

=>Prospek Lulusan
Lulusan STIS langsung diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) golongan IIIa pada Badan Pusat Statistik dan ditempatkan di lingkungan BPS seluruh Indonesia sampai dengan tingkat Kabupaten/ Kota serta mampu melakukan kegiatan berbagai survey statistik di lapangan.

Download brosur pendaftaran disini: prosedur pmb-2010 stis jakarta
Read More »

Survei Sosial Ekonomi Nasional telah diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 1963. Bertujuan untuk mendapatkan data berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. Bagi Pemerintah, tersedianya data tersebut sangat diperlukan dalam perencanaan pembangunan sektoral maupun lintas sektoral.
Susenas diselenggarakan hampir setiap tahun. Sepanjang penyelenggaraannya, telah banyak dilakukan penyempurnaan, baik dalam hal cakupan, metodologi, organisasi lapangan, dan lain-lain yang bertujuan untuk memenuhi tuntutan masyarakat pengguna data yang semakin beragam serta dalam upaya mendapatkan data yang lebih berkualitas.
Tahun  1992, melalui Susenas dilaksanakan pengumpulan data kor (pokok) dan data modul (khusus). Data kor yang mencakup data demografi, pendidikan, kesehatan/gizi, perumahan, konsumsi/pengeluaran rumah tangga, pendapatan, dan sosial ekonomi lainnya dikumpulkan setiap tahun; sedangkan pengumpulan data modul yang mencakup data konsumsi/pengeluaran rumah tangga, sosial budaya dan pendidikan, serta perumahan dan kesehatan dikumpulkan setiap 3 tahun secara bergiliran.
Tahun 2007 (Maret), Susenas mengumpulkan data modul konsumsi dan pengeluaran rumah tangga yang diharapkan menjadi Susenas Panel dengan jumlah sampel 68.800 rumahtangga yang mampu menyajikan angka kemiskinan hingga level provinsi. Dalam kegiatan ini pula, pendataan lapangan dilakukan secara tim dengan harapan agar data yang dikumpulkan dapat diperoleh lebih cepat dan kualitasnya diharapkan dapat lebih baik.
Disarikan dari bahan kuliah.

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) telah diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 1963. Bertujuan untuk mendapatkan data berkaitan dengan kesejahteraan rakyat. Bagi Pemerintah, tersedianya data tersebut sangat diperlukan dalam perencanaan pembangunan sektoral maupun lintas sektoral.

Read More »

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
Survei Penduduk Antar Sensus merupakan survei yang dilaksanakan BPS pada tahun-tahun
yang berakhiran dengan 5. Survei ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 1976. Survei
berikutnya dilaksanakn pada tahun 1985, 1995 dan yang terakhir tahun 2005. Secara umum
tujuan dari survei ini adalah untuk menjembatani data dari dua sensus, mengingat
periode sensus yang panjang yaitu sepuluh tahun sekali.
Tujuan dari SUPAS:
Memperkirakan jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan daerah perkotaan/perdesaan
yang dirinci per kabupaten/kota pertengaan 2005.
Menyediakan data untuk berbagai perhitungan maupun analisis fertilitas, mortalitas dan
migrasi
Menyediakan data yang dapat digunakan untuk evaluasi pelaksanaan administrasi
kependudukan dalam peran serta melaporkan kejadian vital kelahiran, kematian dan
perpindahan
Menyediakan data untuk melihat fenomena mobilitas penduduk
Disarikan dari bahan kuliah.

Survei Penduduk Antar Sensus merupakan survei yang dilaksanakan BPS pada tahun-tahun yang berakhiran dengan 5. Survei ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 1976. Survei berikutnya dilaksanakn pada tahun 1985, 1995 dan yang terakhir tahun 2005. Secara umum tujuan dari survei ini adalah untuk menjembatani data dari dua sensus, mengingat periode sensus yang panjang yaitu sepuluh tahun sekali.

Read More »

Survei Upah Buruh (SUB) diselenggarakan BPS sejak tahun 1979/1980, empat kali dalam setahun (kuartalan) dengan pendekatan perusahaan (establishment approach). Data yang disajikan dalam laporan ini merupakan hasil survei lima kuartal terakhir. Dalam pelaksanaannya operasi survei ini mengalami berbagai perubahan baik dari segi metodologi maupun cakupan.
Pada mulanya sampel perusahaan relatif besar dan pertanyaan yang diajukan relatif rinci tetapi cara ini ternyata menghasilkan time-lag yang panjang. Artinya, jarak waktu antara pengumpulan dan diseminasi data dinilai terlalu lama untuk keperluan monitoring tingkat upah buruh antar waktu. Atas dasarini, sejak tahun 1992 kuesioner SUB disederhanakan antara lain dengan tidak lagi mengajukan pertanyaan mengenai jenis pekerjaan, dengan mengurangi jumlah sampel dan dengan menghapus sampel di subsektor angkutan darat.
Upaya penyederhanaan itu ditempuh untuk mempermudah perusahaan dalam mengisi kuesioner dan mempercepat waktu pengiriman dokumen, pengolahan serta diseminasi data, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat memperpendek time-lag. Walaupun demikian, upaya itu disadari belum sepenuhnya optimal. Hal ini terlihat dari time-lag survei yang dinilai masih terlalu lama, antara 3-4 bulan. Sejalan dengan itu berbagai upaya ke arah peningkatan reliabilitas data terus dilakukan antara lain dengan cara meneliti secara cermat sifat data termasuk yang tergolong outlier.
Tujuan Survei
Tujuan utama SUB adalah untuk mengumpulkan data upah secara berkala bagi buruh yang berstatus di bawah mandor atau supervisor. Karena buruh dengan status itu merupakan kelas “bawah” yang merupakan mayoritas pekerja maka datanya diharapkan, sampai taraf tertentu, dapat menggambarkan taraf kesejahteraan masyarakat kelas yang sama. Di sisi lain, karena datanya dikumpulkan secara berkala maka hasilnya diharapkan dapat bermanfaat sebagai alat monitoring perkembangan upah buruh di Indonesia yang dapat dijadikan salah satu acuan kebijaksanaan ketenagakerjaan dan pengupahan nasional atau regional.
Disaring dari Publikasi SUB2007

Survei Upah Buruh (SUB) diselenggarakan BPS sejak tahun 1979/1980, empat kali dalam setahun (kuartalan) dengan pendekatan perusahaan (establishment approach). Data yang disajikan dalam laporan ini merupakan hasil survei lima kuartal terakhir. Dalam pelaksanaannya operasi survei ini mengalami berbagai perubahan baik dari segi metodologi maupun cakupan.

Read More »